Dulu teknologi ini hanya dikembangkan
dalam film-film Fiksi. Lewat Film Star Trek: The Next Generation,
diceritakan bahwa seorang teknisi pesawat Enterprise bernama Jordy
LaForge, yang mengalami kebutaan sejak lahir, namun tetap bisa melihat
berkat sebuah gadget atau alat bantu pengelihatan virtual alias visioner
yang dipasang layaknya kaca mata Stevie Wonders.
Namun teknologi yang hadir dari fiksi itu kini nampaknya akan menjadi
kenyataan. Sebuah team dari Hebrew University Yerusalem yang dipimpin
oleh Dr. Amir Amedi telah mengembangkan teknologi yang sebenarnya telah
diciptakan 20 tahun lalu oleh peneliti belandan Dr. Peter Meijer. Dalam
perangkat yang diberi nama Sensory Substitution Device (Alat pengganti
sensor), Dr. Peter Meijer menggunakan teknik algoritma dengan sistem
gelombang untuk menterjemahkan posisi dan bentuk dari suatu objek dengan
nada-nada tertentu, yang membuat orang yang mengalami kebutaan mampu mengetahui bentuk dan posisi suatu benda.
Berkat penelitian
oleh Dr. Meijer tersebut, team Hebrew University sekarang tengah
mengembangkan teknologi yang menakjubkan, yaitu menciptakan alat yang
akan membuat korteks visual orang yang buta sejak lahir mampu menangkap
sinyal-sinyal yang bisa diterjemahkan oleh otak sebagai bentuk dan
posisi, atau bahasa singkatnya :
alat untuk membantu orang buta mampu melihat.
alat untuk membantu orang buta mampu melihat.
Dr. Amedi menulis pada jurnal Cerebral Cortex bahwa hasil
penelitiannya menemukan bahwa korteks visual pada mata mengatur data
yang terbagi dalam dua jalur. Jalur pertama disebut occipito-temporal
ventral, yang berfungsi mengalirkan informasi berkaitan dengan bentuk,
identitas, dan warna ke otak. Jalur ke dua disebut dorsal
occipito-parietal yang berfungsi mengirimkan data tentang lokasi objek
dan mengkoordinasikan data visual dengan fungsi motorik.
Dengan teori tersebut, team dari Herbew University tersebut mampu
menciptakan sebuah alat seperti kacamata yang membuat orang buta
“benar-benar” bisa melihat. Hasil scan MRI menunjukkan bahwa orang buta
yang menggunakan alat tersebut mampu memiliki pengelihatan layaknya
orang normal.
Dari hasil penelitan tersebut, Dr. Amedi berpendapat bahwa: “Otak bukanlah mesin sensorik, namun lebih merupakan sebuah mesin Tugas / Task Machine.”
Kelak kelihatannya alat ini akan dikembangkan untuk membantu orang yang mengalami kebutaan untuk mampu melihat dunia yang indah, melihat bunga-bunga yang mempesona, dan membaca kata kata mutiara yang tertulis.
Dari hasil penelitan tersebut, Dr. Amedi berpendapat bahwa: “Otak bukanlah mesin sensorik, namun lebih merupakan sebuah mesin Tugas / Task Machine.”
Kelak kelihatannya alat ini akan dikembangkan untuk membantu orang yang mengalami kebutaan untuk mampu melihat dunia yang indah, melihat bunga-bunga yang mempesona, dan membaca kata kata mutiara yang tertulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar